haloo . call me TITON. simple . t-shirt . FULL COLOR . of jeans . shoes . hairspray . hair clamp . jacket . long black hair . always carry the bag where it was . bodorr gilllaaa :D. humor. fault0finding . can not be silent . not thin . hahaha *)) . not colored nor white ? so ? you think by themselves . haha !

. SO ? .

what was i ! this is me myself and i characterize the nature of me. however i really love myself and my life . i really love it . life is dream and i must continue from this sec !
i sure , i can , can , i can get this :)) *




___________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________



Kamis, 13 Desember 2012

MIMPI


Banyak cerita yang ingin aku ceritakan. Namun mulutku seakan tak berlidah. Tak kuasa hanya sekedar berbicara. Banyak huruf yang ingin aku tuliskan. Namun jemariku seakan tak bertulang. Tak kuasa hanya sekedar menuliskan sebait kata. 

Sore ini hujan. Derasnya tak mengijinkanku keluar ruang. Hanya berdiam diri, melihat dari kejauhan sebuah rak dengan sekelebat buku yang kubeli namun tidak ku baca sama sekali. Hujan membuat ruangan ini mendingin. Aku putuskan untuk menyeduh secangkir kopi di sore yang teralu sore. Lalu pikiranku mengkhayal terbang ke udara, bersama asap yang mengepul dari dalam cangkir berwarna putih gading ini. Sebuah khayalan tentang mimpi, tentang impian, tentang sebuah drama kehidupan yang mereka sebut dengan: masa depan.

Sebenarnya tak ada senyum, melainkan seseorang yang tersenyum. Tak ada gigi yang sakit, melainkan kita melihat beberapa orang yang menderita sakit gigi. Tak ada gelap, melainkan hanya kekurangan cahaya. Begitu pula dengan kebahagiaan, tak ada kebahagiaan, melainkan kita melihat orang-orang yang berbahagia. Ya, berbahagia.

Seorang teman disana, pergi ke salon setiap hari. Suntik putih seminggu sekali. Semua toko baju dan butik bergengsi sudah ia masuki. Semua itu ia lakukan demi mendapatkan baju dengan model masa kini. Orang tuanya kaya, katanya. Tak mau tau dengan orang tuanya yang bekerja apa, bagaimana, bla bla bla yang penting uangnya ada. Seorang teman disana, sedang berlibur ke luar negri untuk beberapa hari. Orang tuanya kaya raya, katanya. Tak menjadi masalah jika uangnya dipakai untuk berlibur, lagi, lagi dan lagi. Seorang teman disana, baru saja membeli gadget baru. Sekotak kaca berteknologi menyerupai nampan pembawa makanan, namun elegan. Orang tuanya kaya raya, katanya. Tak akan habis uangnya dipakai untuk membeli gadget yang dia suka hari ini, mungkin besok ada gadget baru, dan mungkin ia akan membeli lagi.

Ah. Terkadang aku mempunyai penyakit berbahaya di hati, namanya iri. Ya! Aku iri. Iri dengan mereka yang bisa melakukan apa- apa, apa saja. Kenapa? Kau mau mengataiku si fakir? Ya. Aku fakir. Orang tuaku tak bisa memberiku uang untuk ke salon setiap hari, orang tuaku tak bisa memberiku uang untuk berlibur keluar negri. Bahkan untuk membeli gadget baru saja, orang tuaku harus memikirkan dua kali. 

Kita memang hidup dalam sekat- sekat. Pengotakan. Itu yang terkadang sesekali mengobati rasa iriku dalam hati. Aku tahu diri. Aku tak punya materi berlebih. Aku hanya punya mimpi. Hahaha! Lagi- lagi mimpi. Ya, mimpi yang sudah ku tulis rapi di buku diary. Dan anehnya, sesekali aku merasa menjadi golongan orang- orang yang berbahagia. Ya, karena aku punya mimpi. Yang seorang teman disana tak punya. Mereka memikirkan hidup hanya untuk hari ini. Untuk urusan mimpi, mereka tak ambil peduli. Bahkan untuk memejamkan mata saja mereka takut, bagaimana mereka akan bermimpi? Meskipun dengan materi, mereka tak bisa membeli mimpi.

Tak terasa malam semakin larut. Jam digital berbentuk segitiga yang tertempel di dinding ruang telah menunjukkan pukul 10 lebih 52 menit. Memetik khayalan sore tadi, perlu kiranya pemahaman lebih tentang antropologi filosofi. Aku lupa siapa pencetusnya, adalah tentang tujuannya yang berisi sebentuk motivasi, dalam melawan sisi buruk diri. Jangan terlalu iri dengan kebahagiaan orang lain. Bukankan setiap orang mempunyai hak untuk bahagia? Ya, daripada lama- lama penyakit iri menjalar dan menggerogoti ke setiap pembuluh darah ini, menjadi diri sendiri adalah pilihan baik. Dan terakhir, sebelum semuanya benar-benar lelap pada pekat malam, selamat memejam mata. Jangan takut untuk bermimpi, hingga nanti mata terbuka kembali.
*** 

karena, mimpi tidak bisa dibeli..


Titonas
-Purwokerto, di dalam sekotak ruang (yang juga) penuh dengan mimpi-mimpi -
12 Desember 2012


NB: Di dedikasikan untuk seorang teman yang mempunyai segudang mimpi namun masih selalu iri, dan serba ingin lebih materi. Hei! Sungguh beruntung kamu yang masih mempunyai mimpi. Karena mimpi tak bisa mereka beli dengan materi.

0 komentar:

Posting Komentar

Domo-kun Cute