Desa Alangamba merupakan sebuah desa yang jauh dari kata “maju”. Desa ini
menempati peringkat pertama desa dengan jumlah TKI paling banyak di Jawa,
khususnya Jawa Tengah. Disini, pendidikan tak terlalu dipersoalkan. Mau lulus
SD kek, mau lulus SMP kek, atau lulus SMA/SMK sama saja. Ujung- ujungnya,
biasanya mereka lebih memilih lembaga privat bahasa asing sebagai klimaks
pendidikanya. Apalagi kalau bukan mempersiapkan diri untuk di ekspor sebagai
Tenaga Kerja di luar negeri. Bayangkan, para orang tua harus mencari nafkah di
negeri tetangga dengan alasan gaji di luar negeri lebih banyak 10x lipat dari
tanah air sendiri. Itu sebabnya, mereka mau tidak mau, harus meninggalkan
kampung halaman, meninggalkan rumah, meninggalkan tetangga, meningalkan kerabat
dan juga meninggalkan keluarga, anak, cucu mereka selama bertahun- tahun.
Dan. Satu hal yang tak habis saya pikir adalah mereka meninggalkan anak dari
bayi masih merah darah dan kembali pulang hingga si bayi tersebut sudah menjadi
anak berumur 7 tahun. Mereka hanya tahu perkembangan anaknya lewat telepon
seluler. Dan bagaimana mungkin untuk membelikan buku dongeng/ cerita,
membacakan dongeng/ cerita rakyat kepada anaknya saja tidak pernah.
Oleh karena itu saya dan teman- teman KKN UNSOED, ingin berbagi kepada anak-
anak khususnya di SD Alangamba 02, yang sebagain besar mempunyai orang tua
bermata pencaharian TKI, meskipun ada beberapa yang petani, itupun buruh.
Meskin sabin disini berhektar- hektar, pemiliknya hanya si-kaya saja. mereka
yang bermata pencaharian buruh tani, terkadang mendapatkan gaji yang tidak
seberapa, itupun kalau sedang panen saja. untuk sekedar bertahan hidup saja
susah, apalagi untuk membeli yang lain- lain. Akibatnya, anak- anak khususnya
SD sebagian besar tidak memiliki buku cerita dirumahnya, buku pelajaran saja
terkadang saling meminjam teman sebangku. Dan orang tua tak mau tau dengan hal
itu.
Dan atas kebaikan hati dari sang Ibu peri Pungky, saya sekaligus teman KKN merasa berterimakasih karena Ia
sangat mendukung kegiatan berbagi dengan memberikan buku kumpulan cerita “peri- peri bersayap pelangi”
SECARA CUMA- CUMA. Akhirnya dengan senang hati, kami mengantarkan peri-peri
bersayap pelangi untuk landing di Desa
Alangamba melalui acara “GEMAR MEMBACA DAN GIAT MENULIS” pada hari Kamis, 7
Februari 2013 yang diikuti oleh siswa kelas 1 dan 2 SD Negeri Alangamba 02.
Ketika peri hinggap di tangan mereka, wajah lesu berubah menjadi sumringah
seketika. Mereka juga ingin seperti ibu peri Pungky, yang bisa menulis cerita
sendiri. Terimakasih ibu peri. Salam peluk cium hangat dari bocah- bocah
ingusan Desa Alangamba :* hug!
|
antusias si bocah :") |
|
|
|
mengajak bocah agar lebih mengenal dunia, lewat buku :") |
|
ngasih titipan ibu peri pungky, untuk bocah :") |
|
|
|
|
|
mau belajar nulis, biar jadi penulis hebat, kak :") |
|
|
|
|
terimakasih, kak pungky :") |
|
muka lesu, sumringah seketika :") |
|
|
|
|
|
|
"peri- peri bersayap pelangi landing di Desa Alangamba" |
|
sekali lagi, terimakasih ibu peri Pungky :*
-titonas-
Alangamba, 7 Februari 2013