haloo . call me TITON. simple . t-shirt . FULL COLOR . of jeans . shoes . hairspray . hair clamp . jacket . long black hair . always carry the bag where it was . bodorr gilllaaa :D. humor. fault0finding . can not be silent . not thin . hahaha *)) . not colored nor white ? so ? you think by themselves . haha !

. SO ? .

what was i ! this is me myself and i characterize the nature of me. however i really love myself and my life . i really love it . life is dream and i must continue from this sec !
i sure , i can , can , i can get this :)) *




___________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________



Kamis, 13 Desember 2012

Memb(uang) uang di waktu L(uang)




Seharusnya ada istilah yang menyatakan bahwa tidak ada yang lebih indah daripada persabatan. Aku mempunyai dua orang sahabat satu angkatan kuliah: Fakultas Ekonomi 2001 Universitas Negeri di Jawa, namanya Anggun dan Dewi. Dan aku tahu, mereka sangat menyanyangi ku meskipun menurut mereka aku adalah seorang yang tidak asyik untuk diajak bergaul. Diwaktu luang, seperti ketika jam kuliah kosong atau ketika weekend, mereka selalu mengajak ku makan di restoran mahal atau karaoke. Sekali lagi, aku menolak. Maafkan aku telah membuat kalian kecewa, teman. Bukanya tidak mau diajak hangout, aku hanya ingin belajar mengatur uang bulanan kiriman Ibu yang jumlahnya tidak banyak. aku tidak seperti kalian yang bisa meminta uang pada orangtua kapanpun kalian mau. 

Ketika weekend, aku lebih memilih berdiskusi dan menulis sesekali blog walking. Sesuatu yang membuat aku bahagia, tanpa perlu membutuhkan uang. Setiap hari, aku selalu memposting tulisan ke blog ku. Sampai pada suatu hari, ada seorang penerbit mengunjungi blog ku. Ia tertarik dengan gaya bahasa tulisan ku dan ingin sekali menerbitkanya. Entah apa yang aku rasakan, saat ini jantung ku seolah meloncat keluar mendengar kabar tersebut. Aku sadari, aku bahagia sekali.
***
Lima tahun kemudian ….

WANITA MUDA, KAYA AKAN KARYA
Seorang wanita berparas cantik, secantik karya yang ditulis. Tidak hanya puluhan, wanita berumur 25 tahun ini telah menulis ratusan karya sastra, opini, essai hingga cerpen. Beberapa penerbit ternama di Indonesia telah membukukan karya wanita bernama Ayu Anggraeni ini. Menurutnya, peristiwa seperti ini diluar dari dugaanya.
Saat ditemui di kediaman barunya di bilangan Jakarta, Senin (27/02), Ia mengaku hobi sekali menulis disaat sengggangnya. alasanya adalah ia mendapatkan kebahagiaan dari menulis. Wanita ini mengaku sangat bangga dengan apa yang diraihnya sekarang. Ayu memperoleh penghargaan bertubi- tubi dan materi berlebih. Tak jarang kesetiaan fans Ayu yang selalu menunggu tulisan barunya terbit. “kekhasan bahasa sederhana dalam cerita, itu yang membuat karya saya disukai oleh pembaca”  begitu katanya. Saat ini, Ayu tinggal disebuah rumah mewah yang dibeli dari hasil jerih menulisnya sendiri. (Koran Nasional, 28 Februari 2005).
***

Seperti matahari pagi, Koran itu terbit. Pagi yang sama, disebuah rumah sederhana tempat Anggun dan keluarganya tinggal, ya, Anggun dan keluarganya kini bukan keluarga kaya lagi sebab Ayahnya dipenjara akibat dugaan korupsi. Sejak saat itu, Anggun tinggal di sebuah rumah sederhana bersama ibunya. Tak sengaja, Anggun meraih Koran pagi itu sambil menyeruput teh panas dan singkong goreng buatan ibunya. Anggun hampir tersedak membaca berita dengan judul Ayu Anggraeni, Wanita muda kaya karya. Sesuatu yang dianggapnya mustahil namun nyata. Ayu sahabatnya, kini menjadi seorang penulis sukses. Ia teringat masa lalunya yang selalu mengolok- olok hobi ayu dengan kata- kata “Ngapain sih lo, weekend kok malah didepan laptop mulu. ayolah yu! Kita karokean bareng. Nikmatin masa muda yu. Mumpung duit bokap belum habis nih. Iya gak Dew? Hahahaa”. Namun pagi ini, Anggun terdiam. Manik- manik air keluar dari ujung matanya. 

Pagi yang sama. Sementara matahari di atas rumah Dewi tidak sempurna terlihat akibat awan mendung yang menutupinya. Dewi kini tinggal bersama kakek nenek nya di Jogjakarta. Karena kedua orang tuanya meninggal saat akan melakukan kunjungan dinas ke luar negri. Kali ini Dewi sedang meremas Koran yang dibacanya. Koran berjudul Wanita Muda, Kaya Karya. Ada rasa tidak terima di hati Dewi. Rasa kecewa dan penyesalan yang seharusnya tidak datang terlambat. Disela isakanya, Ia teringat percakapan singkat diantara dua sahabatnya. “hahaha. Bener banget lo nggun! Mendingan kita karokean atau main bilyard. Masa weekend baca buku sama depan laptop mulu. Gaul dikit dong yu!”. Kemudian, Dewi membuang Koran itu jauh- jauh dari hadapanya. Sesak menguasai rongganya.
***

Karena dari sejarah kemudian manusia akan selalu dapat belajar untuk tahu bahwa perbedaan pilihan bukanlah sebuah “barang baru,” yang mengagetkan umat manusia dengan kehadirannya yang tidak terduga. Ayu Anggraeni, memilih untuk bahagia, dengan memanfaatkan waktu luang.
***
-titonas-
Purwokerto, 22 September 2012 (11.34 WIB di waktu luang)
NB: Tulisan ini dimuat di buletin BHINEKA CERIA, website bisa dikunjungi di (bhinekaceria.com)


Buletin Bhineka Ceria Edisi Perdana

yey! sudah terbit..



mbak REDAKSI BHINCER

0 komentar:

Posting Komentar

Domo-kun Cute