Hai senja. Susah sekali jemari untuk sekedar merangkai kata. Aku sedang lelah. Disana disini, banyak manusia munafik meracik sastra demi mendapatkan cinta. Disana disini, banyak manusia membunuh mengatasanamakan agama. Disana disini, banyak manusia yang bangga ketika hartanya diberikan kepada dhuafa namun ingin diliput media. Hahaha! Picik sekali mereka, senja.
Hai senja. Kini aku sedang menghadapi manusia munafik yang selalu mengelu- elukan keindahan. Ia wanita yang menyerupai bulan. Indah dipandang, namun busuk setelah diselam. Aku memberikan segala padanya yang kusebut “kasih sayang”, lalu kemudian dengan laknat, dibelakang ia mengutukku bertubi- tubi layaknya orang kesurupan. ya! Ia adalah sahabat kesekian yang tidak mengerti arti ketulusan.
Sejenak teringat apa yang pernah dikatakan oleh kak Pungky: “kalau kamu tidak suka denganku, bilang. Tak usahlah kamu menjelek- jelekanku untuk menjatuhkan. Menusuk orang dari belakang, itu namanya pecundang, sayang”.
Hai senja. Mungkin hidup memang demikian adanya. Aku adalah manusia kerdil diantara mereka.
Yayaya. ada kata yang aku selalu ingat, di bagian buku NAYLA djenar maessa ayu "Aku harus lebih kuat, untuk mengahadapi kehidupan diluar sana yang begitu bangsat*
 |
| aku pilih terbang sendiri, daripada harus bersama sahabat yang tidak tahu diri.. |
Berbicara pada langit senja,
Purwokerto, 1 Juli 2012
Purwokerto, 1 Juli 2012
Titonanastyan.
Ketemuuuu cara buat komen post nya. :D
BalasHapusHei, senja. Katakan pada poem girl yang sedang berbicara padamu ini.
Bahwa dunia memang seperti itu. Akan selalu ada satu atau dua dalam sekumpulan orang yang tega menusuk dari belakang, atau bersikap penuh kemunafikan. Tapi, senja, tentu tidak semuanya.
Titon, di twitter, puisinya bagus. Di blog pun bahasanya enak. *jempol*
Someday, siapa tahu kita bisa duet? :D
subhanallah. tulisanku dipuji sama kak erick. buseeeeh. mimpi apa aku semalam :D hahahahaha
BalasHapussuatu kehormatan sekali diajak duet sama sang juara penulis sastra cinta kayak kak erick.. :D