Mataku sayu. Suasana malam berhias hujan membuat semakin merabun. Hanya terlihat bayangan samar kamu dikepalaku. Pun embun di otaku sekarang sudah penuh. Kini. bayang mu, kabur sudah. Hilang . lenyap dalam pekat.
Puzzle bayang kamu, kemudian kembali teratur. Meskipun tak sempurna. Tak apa. Cukup untuk menjadi bara api yang mampu pugarkan beku tubuhku. Sebuah pesan balas singkat darimu mebuat aku tersenyum penuh harap, awalnya.
Hanya permainan tombol seluler. Jemariku hanya bisa menuliskan sebuah pesan balas dengan waktu singkat. Kamu tulis hihihi, aku balas hahaha . kamu tulis semua perhatian yang entah. Aku balas senyum kecil yang artinya iya. dan seterusnya. Hingga aku tak ingat lagi tentang luka lama yang masih basah disini, di hati.
Aku tak mengerti. Apa hanya aku saja yang tak mengerti. Tentang ini. Tentang kedekatan lama yang sudah melampaui inci. Kau buai aku dengan lagu yang kau nyanyikan berkali- kali :cinta (chrisye). Dan dengan polos aku balas lagumu dengan serak: semenjak ada dirimu (andity).
Tapi Pesan balasmu terakhir kali membuatku tersenyum geli. Tertawa kecil. Kemudian akhirnya tak lama tangis sudah membasahi pipi. –ah, sudah biasa sekali. Namanya juga lelaki.
Selamat pagi , sayang . happy November
Sender : me
Biasanya. hanya butuh satuan detik untuk bisa tersenyum melihat pesan balasmu lagi. Detik, menit, jam bahkan sampai satu hari. Seluler ku tak kunjung berbunyi. Hey ! apa kesalahanku hari ini?
Hahaha. Sepertinya ada yang berbeda hari ini. Yasudah , aku saja yang pergi .
Sender : me
Maaf kalau gak bales. Sms mu membuat aku pusing. Jujur, aku gak nyaman dengan panggilanmu.
Sender : you
Sender : you
Olala ! rasa macam ini? Dadaku seperti tertohok. Sakit , barangkali. Seolah malam berhenti. Ikut menyaksikan manik manik air yang keluar menajam membasahi pipi. Lagi. –ah. Lelaki.
Sekarang aku mengerti. Sebuah pesan singkat kini tak lagi berarti. Aku hanya ingin menerima semangkuk kebahagiaan darimu. Yang dulu hampir kubuang karena kau adalah lelaki. Namun kemudian kau berhasil. Berhasil memberikan mangkuk itu meski butuh waktu untuk menanti. Lalu? Kenapa? Pesan terakhirmu rasanya seolah mengubah aku ingin membuang mangkuk itu ke jurang tak berdasar biar tak kembali.
**
Aku kembali tersenyum geli. Melihat semua pesan lamamu yang masih kusimpan rapi.
O-oh, kan kamu sipit
Hey , tapi aku bukan keturunan tionghoa.
Barongsay ya, hahaha .
Wah , apalagi itu. Parah !
Mas Jaii , gimana ?
Hanya keluarga saja yang boleh.
O-oh, barongsay, mas jaii salah. Lalu apa? Sayang?
Baiklah. Jika kamu memang berkenan . silahkan. aku malah senang :)
**
lalu ? apa kesalahanku hari ini ?
Nyeri !
Getir yang kamu gerojokan, kembali membuat perih tanpa bisa berkata lagi, lelaki. Aku pergi. Dengan sayap yang terbakar, barangkali.
Titon anastyan. Kamar kosan.
3 November 2011 04.49 (masih dengan menanti pesan rutin darimu : selamat pagi )
NP# CINTA (Chrisye)
3 November 2011 04.49 (masih dengan menanti pesan rutin darimu : selamat pagi )
NP# CINTA (Chrisye)
semoga saja ini mimpi |
Nb: eh, maaf udah gak manggil DUDUT lagi. Soalnya aku sudah tau, panggilan itu kan untuk mantanmu. Aku cemburu. sekali lagi maaf. Tak ada maksud apa- apa. Aku pecinta sastra. Kalo kadang smsku bahasanya frontal. Itu karena aku penggemar berat Penulis : Djenar Maesayu . mungkin.
awesome.
BalasHapuswaaaa. makasih kakak :)
BalasHapuswhatever you do, keep being productive as what u've got now. cheers from me...>>>"a newbie of blogspot"
BalasHapushahaha..