Aku
teramat sangat suka , saat tetes pertamanya menyentuh tanah. Kemudian mengirim
aroma khas ke hidungku. harumnya melebihi parfum kualitas impor . tak
tertandingi. Aku menamainya ‘bau tanah’. Ya, aku sangat suka dengan semerbak
wangi tanah . cukup hanya tetes pertama . tidak untuk selanjutnya.
Hanya
tetes pertama !
Aku
tak ingin lebih.
Muak
.
Engap!
Angin yang tadinya berdiam, mengundang tetes demi tetes lain berjatuhan.
Mengkristal. Jumlahnya ribuan. tetesan itu berubah menjadi rintik jahanam. Dan.
kemudian , hujan .
Mendung
mencekam.
Sekarang aku hanya terbaring dalam ruang. membuat otakku berfikir entah.
tertahan. Sebab, tetes berikutnya membuat memori rekam silam terputar ulang .
tentang dia. sembilu kenangan. Tak ada sesiapa. hanya rindu yang kembali
mengada. Terserah jika kau hendak bertanya- tanya.
Percuma saja kau menyuruhku membuat secangkir arabika untuk sekedar
menciptakan tawa. Hahahaha ! karena terpaksa. rasanya tetap pahit dan getir .
padahal sudah kucampur dengan kadar gula paling tinggi.
Ah.
Sial !
Karena
hujan, dia kembali ada , di ruang kepala.
Aku
pilih tidur saja .
Membentuk
mimpi tanpa hujan didalamnya.
Juga
tanpa dia. kenangan pahit silam.
aku
mohon. semoga hujan berhenti saat mataku kembali terbuka.
karena jika hujan datang , kenangan itu kembali menyeruak
di ruang kepala . terlalu banyak kenanganku bersamanya saat hujan ..
Purwokerto , 26 Oktober meng-hujan 2011
-titon.anastyan.safitri-
0 komentar:
Posting Komentar