Tepatnya sehari yang lau. Saat aku dan tanganku mengbongkar semua berkas
penting di lemari tua yang tertata rapi di tembok bercat putih , kusam.
Tanganku sibuk menggerilya semua bagian atas dan bawah lemari. Sementara otak
ku hanya merekam suatu berkas yang harus aku legalisir besok pagi untuk
keperluan beasiswa. ya, kertas yang bertitle? kartu keluarga. Karena
tanpa kertas itu, beasiswa akan dianggap gugur. Katanya.
Sepuluh menit sudah , akhirnya
benda yang aku cari sudah ditangan. Rasanya senang dan tenang. Aku menghela
nafas .sejenak. Belum sempat aku menutup lemari, mataku terusik dengan sebuah
album berwarna merah muda di pojok sana . reflek aku mengambilnya. Dengan penuh
hati2 aku membukanya. Pelan. Aku mengerutkan kening.
Aku ingat. Ini adalah album foto yang
dulu aku buat dengan sahabat SMP ku. Tiba2 gerbang memoriku membuka kenangan
silam. Ku tatap satu persatu wajah demi wajah , aku hanya bisa tersenyum.
Dengan rasa penasaran yang menggebu, aku membuka semakin cepat. Semua kisah
masa kecilku bersama dua bola mata mungil lugu.
Saat itu aku berumur belasan ,
Bergigi entah kemana alurnya. Langkah ku ringan dengan kaki yang tidak tinggi semampai.
Hidung dengan nafas ala kadarnya. Dan kulitku, hitam sangat kelam. Aku selalu
menjadi bahan lelucon ejekan. Kepala ku menjadi mainan rutin bagi mereka si
cantik dan si tampan. Selalu.. Iya. Seolah-olah aku adalah reptile manusia yang
sangat menjijikan. Itulah definisi aku saat SMP. Dulu, memang. Aku hanya diam,
tak berani melawan. Karena dengan cara seperti itulah aku bisa mendapatkan
kawan.
Dengan fisik yang sedemikian rupa, aku
bersuyukur pada Tuhan yang membiarkan otaku bergerak dan berputar dinamis.
Merumuskan masa depan aku dan keluargaku sepuluh tahun medatang. Karena dulu
aku adalah seorang gadis kecil yang mempunyai sejuta impian. Impian untuk
mengubah dunia. Aku sempat berjanji pada diri, “kita akan bertemu nanti .
setelah lima, sepuluh, lima belas, sampai lima puluh tahun yang akan datang. Di
setiap tahun itu aku akan bermetamorfosa seperti apa yang ku impikan” pasti.
Waktu , perlahan- lahan merampas
usiaku. Aku sudah besar. Rambut ku sudah mulai terurai panjang. Masa- masa SMA
mengikis kenangan pahit SMP yang kurasakan dulu. Lembar baru mengubah pola
pikirku, sedikit tertata. Proses pendewasaan memaksaku untuk tidak menjadikan
aku sebagai gadis kecil lagi. sampai akhirnya ku injakan kaki di bangku kuliah.
Sekarang aku semakin besar. Miliaran impian sudah ku tulis rapi di buku diari.
Tanggal 23 bulan depan adalah hari
pernikahan teman SMP ku. Menyatukan dua insan dengan janji suci. undangan sudah
tersebar. sanak saudara , semua akan datang dan dipertemukan di satu tempat
pada hari bersejarah itu. Termasuk aku yang juga da undang. Ternyata dia masih
ingat dengan gadis dekil seperti aku? Aku tak percaya, ragu.
Sepintas aku memutar kembali otaku,
mengingat memori janji yang pernah ku ikrarkan pada tubuhku. Karena tahun ini?
Genap lima tahun sudah aku tidak bersua dengan mereka kawan lamaku.
Untuk tubuhku dan kawan lamaku .. di
hari itu aku akan datang.. tunggulah aku dengan metamorfosaku pertama ..
Purwokerto,
22 Maret 2011
hujan,
sunyi, senyap
0 komentar:
Posting Komentar